Senyuman kehidupan

Minggu, Agustus 10, 2008

From Bandung with Love

From Bandung with Love
Imam Mawardi (Abihan)

Sungguh hari-hari menjadi sunyi. Sepuluh hari sudah abi menginjak tanah pasundan ini, tidak lebih dan tidak bukan hanya karena tuntutan untuk menuntut ilmu (ini pun karena abi mendapat beasiswa s-3 Depag), sebuah keharusan sejarah yang terus harus menjadi cita-cita bagi anak-anak abi. Tapi ingat, tidak harus jauhnya, tidak harus mewahnya, tidak harus berbentuk sekolah, karena pendidikan adalah proses belajar, dan belajar dapat dimana saja, yang penting ada suatu manfaat yang dapat diambil pelajaran untuk sebuah kehidupan.

Bukankah pernah abi katakan,saat kita bersama maupun tidak bersama hanyalah proses waktu.Dan dalam proses waktu,kita sebaiknya berada dalam doa. Dalam kerinduan abi,ceriwis hany dan celoteh hanum menjadi inspirasi yang tiada bertepi.Katakan pada umi dalam senyap, sendiri, sepi dan sunyi kadang kita lebih mengerti. Dan dalam diam kadang kita lebih faham apa saja yang seharusnya tidak perlu dibahasakan secara verbal.

Kepada umi istriku,sekarang kamu sendiri menjaga anak-anak dengan berbagai kerewelannya, yang menurut abi bukanlah kerewelan tetapi diafragma kehidupan yang harus dibaca, karena disitulah citra kehidupan akan tergambar. Abi bahagia dalam doa, nun jauh bersambung hati ketika sinyal cinta membuka lazuardi hati, untukmu umi dan anak-anakku tersayang.

Kita ada, maka kita cinta disitulah seharusnya doa menjadi penyatu jiwa-jiwa meski jarak membentang jauh. Kita dalam kasih Allah menyatu prinsip melebur harga diri menuju keridloannya. Mari kita selalu bertemu dalam doa setiap shalat malam kita mengurai takdir indah yang harus kita jalani di hari-hari yang menyimpan misteri. Semoga Allah selalu bersama kita. amin.