Senyuman kehidupan

Minggu, Januari 17, 2010

Menggerus Waktu

Menggerus Waktu
By Umihan (Evin Yunias)

Hari berjalan tak lagi sesuai logika formal, ketika aku sematkan harapan pada setumpuk cita-cita di bangku kuliah. Harapan yang kubangun bukanlah hilang tapi mengendap bahkan mengkristal menjadi butiran-butiran mutiara yang harus ku asah terus biar semakin mengkilat. Mutiara itu adalah nilai-nilai kehidupan yang kuperoleh dan kupelajari dari sebuah pendidikan yang tak mengenal batas ruang dan waktu.

Banyak pelajaran yang kuperoleh dari suami, anak-anak, teman-teman di masyrakat baik di posyandu, pengajian ibu-ibu, wali murid teman anakku di TK. Semua membawa inspirasi menikmati dan menjalani hidup syukur dari apa yang diberikanNya. Bahkan dari sebuah peristiwa yang sederhana pun, misalnya menanggapi pertanyaan anak.

Setiap pulang dari Bandung, Abi (panggilan untuk suami menirukan anak-anak)membelikan buku apa saja untuk aku baca. Pada awalnya aku malas membaca, tapi lama kelamaan menjadi rutinitas di antara aktifitas pekerjaan rumah tangga yang menumpuk, ada kenikmatan tersendiri dalam memperkaya makna hidup.

"Hidup untuk dijalani" kata Abi. Apa pun bentuk hidup adalah anugerah, meski tidak sesuai dengan rencana sebelumnya, tetapi dengan melewati sebuah proses hidup akan kaya makna. Ambisi akan menggerus keberkahan hidup, tapi perjuangan tak berhenti di sini, artinya ada sisi kompetisi dalam hidup dengan menempatkan makna tujuan hakiki hidup itu sendiri.