Senyuman kehidupan

Kamis, September 03, 2009

Berkah Ramadlan

Berkah Ramadlan

Imam Maawardi

Suasana Ramadlan di Bandung saat ini menjadi pengalaman yang menarik dari sebuah episode pendidikan yang sedang Aku jalani. Datang dengan semangat back to campus mengeja setiap huruf-haruf yang beterbangan seperti kunang-kunang yang hilir mudik di pelupuk mata. Ada kesan kesulitan untuk menapaki tujuan ranah belajar, tapi sebuah proses apapun bentuknya adalah sebuah dinamika yang naïf untuk diabaikan. Belajar inilah proses yang tak pernah berhenti, meskipun ada maqam-maqam pemberhentian untuk evaluasi sebelum berproses melanjutkan lagi. Menapaki waktu dengan keterbatasan financial bukanlah alasan Aku berhenti, atau lelah berfikir bukanlah alasan Aku gagal. Meski hidup berpacu dengan waktu, beberapa even kompetisi saling menyerang untuk pembenaran sendiri-sendiri, namun kualitas diri bukanlah hasil kompetisi tapi kompetensi untuk bertindak bijaksana tanpa harus bertanya mengapa. Keberhasilan adalah kemampuan bertindak arif dan hidup penuh manfaat, andaikan gagal pun setidaknya gagal dalam kebaikan.

Madrasah Ramadlan telah mendidik hidup berproses dalam rantai pendidikan yang sambung menyambung tak mengenal titik akhir untuk selalu belajar. Dimulai dengan niat yang ikhlas, dijalani dengan sabar dan penuh tawakkal, dan menghiasi hari-hari dengan amal kebajikan dimanapun, kapanpun, dan untuk apapun kebajikan ditujukan. Taqwa menjadi primadona sebuah derajat yang indah, bagi siapapun yang membaca Ramadlan dengan sepenuh hati. Di Ramadlan inilah proses belajar mencari bentuk yang terbaik. Seperti asal permata, batu granit legam lewat proses yang lama, dengan gesekan-gesekan sehingga menimbulkan panas bisa menjadi batu yang indah berwarna-warni dan sangat kuat, apabila dinjak sepatu kaca, bukannya permata itu yang hancur tapi justru sepatu kaca itu yang hancur. Maka Ramadlan adalah “kawah” tempat penggemblengan diri menjadi manusia yang sempurna setidaknya manusia yang baik, yang bermanfaat bagi kehidupan.

Aku masih berdiri, ternyata belum selesai mengeja huruf-huruf yang lama-kelamaan kabur tapi membentuk siluet pelangi. Begitu kesadaran kosmos memberi kunci-kunci seperti ilham menafsirkan huruf-huruf yang kabur membuka rahasiaNya menjadi rangkaian tulisan kehidupan. Tidak ada kata yang lebih baik kecuali berproses dalam situasi belajar dan selalu belajar. Mengeluh tidak menyelesaikan masalah. Meski dengan keterbatasan, memompa niat dengan keihklasan penuh dan kesabaran yang prima serta istiqomah selalu dijalanNya. Insyaallah dengan keyakinan yang teguh, kunci-kunci rahasiaNya akan diberikan. Bukankah selama ini setiap persoalan yang Aku alami selalu terpecahkan, Maha besar Allah, kepada-Mu segala puji atas rahmat dan hidayah dan pertolonganMu.

Ramadlan selalu memberikan keberkahan yang menghiasi kehidupanku dan keluargaku.

Bandung, 3 September 2009

Tidak ada komentar: