Senyuman kehidupan

Selasa, Juni 17, 2008

Malam yang Bertasbih

Malam yang Bertasbih
Imam Mawardi Rz

Malam sepi sehabis hujan sore mengguyur basah bumi. Kabut berseliweran diantara cahaya lampu memasuki lubang-lubang angin jendela membawa kesan dingin semakin terasa menusuk tulang. Sayup-sayup gemericik air mengalir deras di parit belakang rumah membuat suasana malam seperti simponi yang berpadu dengan panorama hati membingkai senyum kejujuran akan makna hidup dan kehidupan.

Aku di sini, berteman malam menuliskan kata hati. Lewat computer ini ingin aku kabarkan logika semesta hati. Ketika tasbih menjelma menjadi bait-bait desahan nafas tak terasa hati yang cair mempertanyakan logika tentang keyakinan apa yang seharusnya diperbuat untuk esok hari. Sengaja untuk menemani hati bicara dengan logika lewat sentuhan-sentuhan jari-jari mencetak huruf-huruf keyboard dengan tariannya yang unik mengalir inspirasi dengan lantunan ayat-ayat Al-Qur’an Al-Ghamidi memberikan cahaya makna. Aku di sini dalam inspirasi semesta dan menggali romantika hati dengan rasa syukur tiada tara.

Malam semakin larut, rasa kantuk mulai merayap memasuli ruang-ruang kesenyapan. Aku harus mempersiapkan rencana esok. Karena semakin pagi fikiran akan menjelma jendela untuk melihat dunia, ada nilai-nilai yang luar biasa ketika ikhlas bertemu kesabaran membingkai ketulusan niat sebuah cita yang luhur untuk berarti.

Keberartian semakin bermakna kalau kita mengerti hidup dan fungsi-fungsinya, bahwa seakan-akan tiada yang lebih berarti selain rasa syukur akan nikmat yang telah diberikan Allah swt dan dihamparkanNya untuk menyertai tindak-tanduk aktivitas kita.

Sudahlah… aku sudah mengantuk, dan biarlah ayat-ayat murotal tetap mengalir di dinding-dinding ruang fikiranku. Semoga setiap gerak fikiranku dalam tidurku menjadi paradigma yang cerdas, dan semoga pula setiap gerak hati menjadi tasbih yang tak pernah berhenti menemani mimpi sampai terbangun kembali. Wassalam.

Bumi Gemilang, Pkl 00. 00 WIB

Tidak ada komentar: