Kritik terhadap pendidikan dan kurikulum berbasis kompetensi
by Imam Mawardi
Kurikulum berbasis kompetensi sebagaimana yang diterapkan di Indonesia dan dikenal dengan Kurikulum 2004 dalam implementasinya di lapangan cenderung memaksakan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik tanpa memperhatikan factor-faktor sosiologis budaya masyarakat yang berbeda-beda. Apalagi bila dihubungkan dengan kesiapan satuan pendidikan sekolah belum menyentuh karakteristik satuan pendidikan sekolah di masing-masing daerah. Kesiapan guru dalam menggunakan KBK ini menjadi pertimbangan tersendiri dimana kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran masih belum sesuai dengan standar yang dituangkan dalam kurikulum.
Dilihat dari substansi yang dikembangkan kurikulum berbasis kompetensi lebih cenderung nampak pada pengembangan hard skills peserta didik dari pada pengembangan kepribadian yang porsinya lebih sedikit, apalagi hal ini apabila diterapkan di satuan-satuan pendidikan umum. Hal-hal lain yang perlu dikritisi pada jenis kurikulum ini adalah kurangnya keseimbangan antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah, hanya berpusat pada potensi anak didik dan kurang memperhatikan kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, hanya mementingkan tuntutan dunia kerja kurang memperhatikan dinamika perkembangan global dan kondisi social budaya masyarakat setempat. Demikian juga masalah tentang kesetaraan gender belum diperhatikan dalam kurikulum ini, di samping tidak diperhatikannya karakteristik satuan pendidikan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Perangkat Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan resep instan terhadap masa depan bangsa Indonesia di mata dunia, kondisi bangsa saat ini, kondisi sekolah, kondisi guru, serta keberagaman anak didik dengan segala kecepatan dan kelambanannya (Balitbang Depdiknas: 2003).
Fokus kurikulum dengan pendidikan berbasis kompetensi
Fokus kurikulum pada pendidikan berbasis kompetensi adalah penguasaan pada kompetensi tertentu berdasarkan tahap-tahap perkembangan peserta didik. Peserta didik pada proses perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian sebagai pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan. Setiap tahap perkembangan memilki sejumlah potensi bawaan yang dapat dikembangkan, tetapi pemekarannya sangat tergantung pada kesempatan yang ada dan kondisi lingkungannya. Pendidikan merupakan lingkungan utama yang memberikan kesempatan dan dukungan bagi perkembangan potensi-potensi peserta didik (Majid & Andayani, 2004).
Pembaharuan pendidikan dan pembelajaran selalu dilaksanakan dari waktu ke waktu dan tak pernah henti. Pendidikan dan pembelajaran berbasis kompetensi merupakan contoh hasil perubahan dimaksud dengan tujuan untuk meningkatkan kulitas pendidikan dan pembelajaran'.
Pendidikan berbasis kompetensi menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kompetensi yang sering disebut dengan standar kompetensi adalah kemampuan yang secara umum harus dikuasai lulusan. Kompetensi menurut Hall dan Jones (1976: 29) adalah "pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur". Kompetensi (kemampuan) lulusan merupakan modal utama untuk bersaing di tingkat global, karena persaingan yang terjadi adalah pada kemampuan sumber daya manusia. Oleh karena. itu, penerapan pendidikan berbasis kompetensi diharapkan akan menghasilkan lulusan yang mampu berkompetisi di tingkat global. Implikasi pendidikan berbasis kompetensi adalah pengembangan silabus dan sistem penilaian berbasiskan kompetensi.
Dilihat dari namanya saja diketahui bahwa kurikulum ini memberi penekanan yang dominan pada berbagi kompetensi yang harus dikuasai oleh anak didik dalam setiap bidang studi pada setiap jenjang sekolah. Implikasinya, akan terjadi pergeseran dari penguasaan pengetahuan (kognitif) atau dominasi kognitif menuju kepada penguasaan kompetensi tertentu. Kompetensi yang dituntut dibagi atas tiga macam, yaitu: 1) Kompetensi tamatan/lulusan; kompetensi minimal yang harus dicapai siswa yang tamat dari suatu jenjang pendidikan tertentu (SD – SLTA); 2) Kompetensi Umum Mata Pelajaran/Standar; kompetensi/baku kinerja minimal yang harus dicapai pada saat siswa menyelesaikan suatu rumpun atau mata pelajaran tertentu; serta 3) Kompetensi dasar; kemampuan minimal yang harus dicapai siswa dalam penguasaan konsep/materi yang dibelajarkan (ukuran minimal yang telah ditetapkan tentang pengetahuan, kemampuan, keterampilan, sikap dan perilaku dasar dalam menguasai materi pokok dan indicator pencapaian hasil belajar).
Paradigma pendidikan berbasis kompetensi yang mencakup kurikulum, pembelajaran, dan penilaian, menekankan pencapaian hasil belajar sesuai dengan standar kompetensi. Kurikulum berisi bahan ajar yang diberikan kepada siswa/mahasiswa melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip pengembangan pembelajaran yang mencakup pemilihan materi, strategi, media, penilaian, dan sumber atau bahan pembelajaran. Tingkat keberhasilan belajar yang dicapai siswa/mahasiswa dapat dilihat pada kemampuan siswa/mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang harus dikuasai sesuai dengan staniar prosedur tertentu. (http://www.ditpertais.net/swara/warta17-03.asp)
Referensi:
Ali, M. dkk (peny). 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Pedagogiana Press
Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas
Majid, A. dan Andayani, D. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Miller, J.P. dan Seller, W. 1985. Curriculum: Perspectives and practice. New York: Longmen
Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Sebuah Panduan Praktis. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Print, M. (1993). Curriculum Development and Design. Second edition. St Leonard-Australia: Allen & Unwin
Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Sukmadinata, N.S. (2000). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik. Cet. 2. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Susilana, R. dkk.(2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kutekpen FIP UPI
Swara Ditpertais: No. 17 Th. II, 18 Oktober 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi [Online]. Tersedia: http://www.ditpertais.net/swara/warta17-03.asp
Tyler, R.W. 1975. Basic Principles of Curriculum and Instruction. Chicago & London: The University of Chicago Press.
UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Yulaelawati, E. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran (Filosofi, Teori dan Aplikasi). Bandung: Pakar Raya.
Anotasi: Learning Styles (Gaya Belajar)
-
Anotasi Dianotasi oleh Imam Mawardi Rz
dariberbadga...
15 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar