Senyuman kehidupan

Sabtu, Februari 16, 2008

EFEKTIVITAS, EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS MUTU SEKOLAH

EFEKTIVITAS, EFISIENSI DAN PRODUKTIVITAS MUTU SEKOLAH

Imam Mawardi, M.Ag

Gerbang
Sebuah lembaga pendidikan sekolah menjadi alternatif pilihan, jika sekolah tersebut mampu memenuhi kebutuhan “pasar” yang diperlukan masyarakat. Oleh sebab itu sistem manajemen pengelolaan sekolah menjadi dasar utama dalam mengembangkan mutu sekolah. Berbicara tentang mutu di sini tidak bisa dipisahkan dari kualitas program yang ditawarkan dan out put pendidikan yang dihasilkan.
Namun demikian, dalam beberapa hal agaknya pemikiran konseptual pengembangan pendidikan Islam dan beberapa kebijakan yang diambil kadang-kadang terkesan menggebu-gebu, idealis, atau bahkan kurang realistis. Sebagai para pelaksana di lapangan kadang-kadang mengalami beberapa hambatan dan kesulitan untuk merealisasikannya atau bahkan intensitas pelaksanaan dan efektifitasnya masih dipertanyakan (Muhaimin,2001). Bahkan juga kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat, sehingga kompetensi yang diharapkan menjadi samar oleh idealisme yang “melangit” tidak mampu “membumi” dalam realitas kemanfaatan out put pendidikan yang memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat.
Untuk memperjelas orientasi dalam pengelolaan suatu lembaga pendidikan Islam ini, efektifitas, efisiensi, dan produkktifitas menjadi prasarat utama. Bagaimana mengelola lembaga pendidikan yang memiliki daya tarik dan mampu menjawab kebutuhan masyarakat ?.
Efektifitas, Efisiensi dan Produktifitas : Manajemen Sekolah
Efektifitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) manjur dan mujarab, dapat membawa hasil.
Dengan demikian dalam pengelolaan sekolah, efektifitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu dan adanya partisipasi aktif dari masyarakat, mendapatkan serta memanfaatkan sumber daya dan sumber belajar untuk mewujudkan tujuan sekolah (Mulyasa, 2002).
Efektifitas pendidikan dalam setiap tahapannya berproses pada dos sollen dan dessein dengan indikator-indikator sebagai berikut :
1. Indikator input, meliputi karakteristik guru, fasilitas, perlengkapan dan materi pendidikan serta kapasitas manajemen.
2. Indikator proses, meliputi prilaku administratif, alokasi waktu guru, dan alokasi waktu peserta didik.
3. Indikator out put, berupa hasil-hasil dalam bentuk perolehan peserta didik meliputi hasil prestasi belajar, sikap, keadilan dan persamaan.
4. Indikator out come, meliputi jumlah lulusan ketingkat pendidikan berikutnya, prestasi belajar di sekolah yang lebih tinggi dan pekerjaan serta pendapatan (Mulyasa, 2002).
Efisiensi merupakan aspek yang penting, karena berpengaruh terhadap kegiatan manajemen. Suatu kegiatan dikatakan efisien, jika tujuan dapat dicapai secara optimal dengan penggunaan atau pemakaian sumber daya yang minimal. Dengan demikian, efisiensi dalam pengelolaan pendidikan diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan sekolah, pemerataan, keadilan dan demokratisasi dengan didasarkan atas 2 hal, yakni manajemen pendidikan yang profesional dan partisipasi dalam pengelolaan pendidikan yang meluas.
Produktifitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan proses penataan dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Thomas (1982) dalam Mulyasa (2002) mengemukakan bahwa produktifitas pendidikan dapat ditinjau dari 3 dimensi sebagai berikut :
1. Meninjau produktifitas sekolah dari segi keluaran administratif, yaitu seberapa besar dan seberapa baik layanan yang dapat diberikan dalam proses pendidikan, baik oleh guru kepala sekolah maupun pihak lain yang berkepentingan.
2 Meninjau produktifitas dari segi keluaran perubahan prilaku, dengan melihat nilai-nilai yang diperoleh peserta didik sebagai suatu gambaran prestasi akademik yang telah dicapainya dalam periode belajar tertentu disekolah
3 Melihat produktifitas sekolah dari keluaran ekonomis yang berkaitan dengan pembiayaan layanan pendidikan di sekolah. Hal ini mencakup “harga” layanan yang diberikan (pengorbanan atau cost) dan “perolehan” yang ditimbulkan oleh layanan itu atau disebut “peningkatan nilai baik“.
Kurikulum: Format Kompetensi Kemampuan Siswa
Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan pada dasarnya merupakan format atau standart yang menetapkan kompetensi apa yang diharapkan dapat dicapai siswa dalam setiap tingkatan kelas atau jenjang tertentu dalam satuan pendidikan, agar memiliki kecakapan hidup sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian, kurikulum ini merupakan pergeseran penekanan dari isi (apa yang tertuang) ke kompetensi (bagaimana berfikir, bersikap, belajar dan melakukan). Oleh karena itu para guru dan siswa diharapkan dapat mengetahui kompetensi apa yang seharusnya dicapai pada setiap pembelajaran dan sejauh mana efektifitas kegiatan pembelajaran telah dicapai (Diknas, 2003).
Keberhasilan kurikulum, sangat ditentukan oleh kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, orang tua, dan masyarakat yang terlibat secara langsung dalam pengelolaan sekolah. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari indikator sebagai berikut :
1. Adanya peningkatan mutu pendidikan, yang dapat dicapai oleh sekolah melalui kemandirian dan inisiatif kepala sekolah dan guuru dalam mengelola dan mendayagunakan sumber-sumber yang tersedia.
2. Adanya peningkatan efisiensi dan efektifitas pengelolaan dan penggunaan sumber-sumber pendidikan, melalui pembagian tanggung jawab yang jelas transparan dan demokratis.
3. Adanya peningkatan perhatian serta partisipasi warga, dan masyarakat sekitar sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang dicapai melalui pengambilan keputusan bersama.
4. Adanya peningkatan tanggung jawab sekolah kepada pemerintah, orang tua peserta didik dan masyarakat pada umumnya berkaitan dengan mutu sekolah, baik dalam intra maupun ekstra kurikuler.
5. Adanya kompetisi yang sehat antar sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan melalui upaya-upaya inovatif dengan dukungan orang tua peserta didik, mayarakat dan pemerintah daerah setempat.
6. Tumbuhnya kemandirian dan berkurangnya ketergantungan di kalangan warga sekolah, bersifat adaptif dan proaktif serta memiliki jiwa kewirausaahaan tinggi, ulet, inovatif dan berani mengambil resiko.
7. Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif yang lebih menekankan pada belajar mengetahui (learning to know), belajar berkarya (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning to be), dan belajar hidup bersama secara harmonis (leraning to life together).
8. Terciptanya iklim sekolah yang aman, nyaman dan tertib sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan tenang dan menyenangkan (enjoyble learnin).
9. Adanya proses evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan. Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujuakn untuk mengetahui tingkat daya serap dan kemampuan peserta didik, tetapi untuk memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut bagi perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran di sekolah (Mulyasa, 2003).
Sinergi
Peningkatan mutusekolah dengan manajemen yang efektif, efisien dan produktif dalam mencapai sasaran tujuan pendidikan dengan mendasarkan pada pengelolaan kurikulum ditujukan untuk menciptakan lulusan yang kompeten dalam membangun kehidupan diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negaranya yang ditandai dengan perwujudan kebiasaan berfikir dan bertindak peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dikeluarga, disekolah dan dimasyarakat.
Dengan demikian kreatifitas pengelola lembaga sekolah dalam menjawab tantangan kebutuhan masyarakat menjadi modal yang efektif dalam mengantarkan kepada sekolah yang unggul.

Sandaran
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004),Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
Depdiknas, Kurikulum Berbasis Kompetensi dalam Menunjang Kecakapan Hidup Siswa, 2003
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam:Pemberdayaan, Pengembangan Kurikulum, hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan, Bandung: Nuansa, 2003
-------------, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung :Remaja RosdaKarya, 2002
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003----------, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep Strategi dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002

Tidak ada komentar: