Senyuman kehidupan

Senin, Juli 07, 2008

Sekilas Sejarah Candi di Seputar Magelang


Sekilas Sejarah Candi di Seputar Magelang
Imam Mawardi Rz

Jauh sebelum masuknya agama Islam, daerah yang sekarang ini dikenal sebagai Kabupaten Magelang adalah tempat yang sangat penting bagi Agama Hindu dan Budha di Jawa. Hal ini sebagaimana yang dituliskan M. Bambang Pranowo (2002). Reruntuhan candi Hindu kuno yang tersebar di daerah ini seperti Candi Ngawen, Candi Asuh, Candi Mulyo dan Candi Retno merupakan bukti betapa kuatnya pengaruh Agama Hindu di daerah ini pada masa lalu (Dumarci, 1978:13). Bekas kota kuno yang penuh dengan candi Siwa yakni Dieng terletak hanya 65 KM di sebelah barat laut dari daerah ini. Dataran tinggi Dieng yang dipercaya oleh orang-orang dahulu sebagai tempat bermukimnya para dewa, pada masa lalu adalah bagian dari wilayah Karesidenan Kedu dengan ibukotanya Magelang (Reffles, 1965 b: 30-31). Catatan para pengembara Cina dari abad ke 7 hingga abad ke 10 menceritakan bahwa para raja jawa biasa mengunjungi tempat ini ( De Klerek, 1938:132).

Candi Budha terbesar di dunia yakni Borobudur, yang dibangun oleh salah seorang raja dari Dinasti Saelendra pada abad ke 8 juga terletak di daerah ini, 12 Km di sebelah selatan kota Magelang. Borobudur dibangun pada masa perebutan pengaruh antara para penguasa Hindu dan Budha sedang berlangsung di Jawa. Menguatnya pengaruh dinasti Budha mengakibatkan para penganut Hindu pindah ke arah Jawa Timur. Pada sekitar tahun 820 penganut Hindu yang telah bermigrasi ke Jawa Timur dapat merebut kembali kekuasaan dan kemudian menyatukan Jawa Tengah dan Jawa Timur di bawah kekuasaan mereka. Kebangkitan kembali kekuasaan Hindu ini ditandai dengan pembangunan Candi Prambanan, 14 KM sebelah timur Yogyakarta atau 54 KM timur laut Magelang (Dumarcay, 1978: 3: De Klerek, 1938: 132-134).

Tidak ada komentar: