Senyuman kehidupan

Senin, Mei 05, 2008

Hari-Hari dengan Romantika Keluarga

Hari-Hari dengan Romantika Keluarga
Abi Hany (Mawardy)

Hari ini aku hanya ingin menulis. Menulis apa saja yang sekiranya masih menari-menari difikiranku. Meskipun setumpuk kertas di mejaku belum aku periksa semenjak jum'at kemarin. Hari ini, pagi njemun (pagi sekali) jam 5.30 sudah berangkat ke dinas pendidikan kota Magelang dan di SMP 4, untuk memantau UN SMP yang hari ini adalah hari pertamanya.
Sepeda motor Astrea grand bututku melaju menembus dingin embun dan menerobos kabut, seakan menepis sisa kantuk semalaman, begadang dengan si baby. Obsesi "menjadi abi" adalah tanggung jawab yang menjadi pelajaran dari hari kehari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun begitu banyak perubahan.
"Perubahan" adalah sebuah kenyataan. Nilai-nilai idealisme hidup yang disusun sewaktu mahasiswa mengerucut pada titik-titik pragmatisme, meskipun tidak hilang dari konsistensi. Sebenarnya kalau kita renungkan bukanlah inkonsisten yang terjadi dikehidupanku tetapi lebih pada parakonsistensi, karena ada nilai-nilai baru yang disuguhkan pendidikan di sekolah kehidupan.
Seperti istriku belajar dari tangisan dan celoteh anak dengan bahasa rahimnya menanamkan karakter kasih dan cinta, aku lebih pada membentuk konsep karakter tanggung jawab di dalam realitas anak di dunianya.
Hari-hari dengan romantika seorang istri dan 2 putri telah membingkai paradigma konsep keluarga. Keluarga sebagai dinamika hidup yang terus berlanjut karena itu konsep membikin hidup menjadi hidup bukanlah bualan tetapi obsesi cita sekaligus asa.
Dalam Ta'limul Muta'alim dituliskan Biqadril kaddi tu'tha ma tarumu sebesar perjuangan mengelola hidup pada dasarnya adalah kesuksesan cita-cita.
Do'a yang menyertai ikhtiar adalah langkah kreatif yang harus tumbuh sinergi dengan romantika hidup. Semoga.

Tidak ada komentar: