Senyuman kehidupan

Jumat, Mei 02, 2008

Saat si Baby... Mendidik Sisi Kewanitaanku

Saat si Baby... Mendidik Sisi Kewanitaanku
oleh Umi Hany (Evin Y)

...Sepulang ibu mertua ke Lamongan, hari-hari menjadi begitu sibuk. Masak, ngepel, kora-kora, mencuci, menyetelika menjadi bagian rutin ibu rumah tangga. Kemarin masih bisa dengan kesadaran tanggungjawab berbagi tugas dengan ibu. Kedatangan ibu begitu membantu sejak sebulan yang lalu,saat-saat anak ke-2 ku lahir. Kini anakku sudah berusia sebulan, memang belum genap selapan hari dari kelahiranya. Sedang Suamiku disibukkan dengan pekerjaannya di kampus, meski demikian rasa tanggung jawabnya begitu luar biasa bagiku.Dengan sentuhan kasih sayangnya,dengan semangat perjuangannya menjadi inspirasi yang terus mengalir untuk dapat menjadi idola bagi anak-anakku.
Saat mulai mencuci, si bayi mungil menangis, ngompol. Sedang si Kakak (3 tahun) begitu rewel minta ditemani untuk mengeja huruf-huruf di setiap lipatan majalah anak-anak. Apabila tengah sampai akhir malam hari si bayi sering merengek mengiringi nyanyian malam di saat-saat seorang mukmin berdiri, rukuk dan sujud bermunajat.Demikian pula sang Abi, tak bergeming menikmati ekstasi shalatnya. Di sini rasioku berputar, apakah harus marah dengan kondisi ini? apakah harus mengeluh dengan rutinitas seperti ini? Abi (panggilan untuk suamiku) hanya bilang "sabar" entah sudah berapa kali di sampaikan.
Suatu malam kesadaran kosmos menggelayut di dinding kalbuku, mengumpulkan sisa-sisa ta'lim yang terserak di fikiran. "Ini adalah ibadah" kataku lirih, "kenapa harus mengeluh?. Tangisan sang baby adalah kalam kauniyah yang mengikuti gerak reflek bahasa kasihNya. Ini pelajaran berharga yang tidak ditemukan dalam teori-teori buku, juga tidak dalam penjelasan sang ustadz di sebuah ta'lim, tapi ini adalah pengalaman sekaligus tantangan seorang umi, tentang merasa dan memiliki kodrat kewanitaan.
Suamiku dan kedua putri kecilku adalah guru bagaimana aku beribadah menta'dzimi hidup dengan kesadaran peran tarbiyah di sekolah kehidupan. Ya Allah, berikan pada hambamu ini selalu tersenyum dalam membaca fenomena ayat-ayatMu.

Tidak ada komentar: